Rabu, 24 Januari 2024 – 09:11 WIB
Somalia – Somalia merupakan sebuah negara yang termasuk ke dalam wilayah benua Afrika sekaligus negara yang memiliki garis pantai terpanjang di sana. Namun sayang, masyarakat setempat belum pernah memanfaatkan potensi laut tersebut karena memiliki banyak alasan.
Baca Juga :
Mahfud Md: Bansos Bukan Bantuan Pemerintah tapi dari Negara
Potensi laut yang dimiliki Somalia yaitu produksi ikan yang tinggi, tapi produksi tersebut terganggu oleh kehadiran kapal penangkap ikan, yang menangkap secara ilegal. Namun, sektor penangkap ikan di Somalia tergolong kecil dan tidak berkembang.
Akibat hal tersebut, banyak kapal asing yang menggantikan peran nelayan lokal di perairan Somalia selama lebih dari 70 tahun. Dampak dari banyaknya kapal asing yang masuk ke Somalia itu menyebabkan populasi ikan berkurang dan kerusakan pada habitat laut.
Baca Juga :
Anies Tak Ingin Negara Diatur Seperti Keluarga
Kerusakan habitat laut tersebut disebabkan oleh limbah nuklir dan beracun yang sengaja dibuang ke perairan tersebut. Karena itu, kesulitan masyarakatnya mendorong Somalia untuk mencoba berbagai cara untuk bertahan hidup, sekalipun hal-hal yang merugikan orang lain.
Baca Juga :
Kartika Putri Tantang Capres Ngaji, Netizen: Ini Bukan Pemilihan Kepala Pondok Pesantren
Karena itu, ada banyak mantan nelayan yang bekerja sama dengan milisi dan pemuda pengangguran untuk membajak kapal dan meminta uang tebusan. Dari sini, aksi pembajakan di Somalia dimulai sehingga banyak kapal yang melintas ke perairan Somalia jadi sasaran.
Melansir dari Marine Insight, sejak 1990-an, kasus pembajakan semakin meningkat. Hal ini karena lemahnya pengawasan dari pemerintah setempat, ketidakstabilan politik, kurangnya pendidikan dan kesehatan sehingga memaksa masyarakat untuk melakukan kriminal.
Sejak ramai perompak Somalia, ada banyak kapal yang mulai melengkapi senjata mereka dan menyewa keamanan swasta. Bahkan, beberapa perusahaan pelayaran menandatangani kontrak dengan geng kriminal bajak laut sehingga memperkuat akar pembajakan Somalia.
Pada 2008, nelayan Somalia telah menangkap lebih dari 50 kapal besar di Teluk Aden. Menurut laporan dari Biro Maritim Internasional di London, 10 kejadian di Teluk Aden dan 28 aksi kriminal di Teluk Guinea yang terjadi pada tahun 2013.
Komunitas internasional kemudian mencari solusi jangka panjang untuk para perompak tersebut. Bukan hanya memulihkan otoritas setempat, tapi memikirkan lapangan pekerjaan untuk anak muda lewat organisasi non-pemerintah, badan PBB, dan pemerintah lokal.
Namun, akar masalahnya berada di Somalia yang bergantung dengan angkatan laut asing dan dukungan internasional terhadap stabilitas dan bantuan keuangan. Apabila tak segera diatasi, maka Somalia akan menjadi negara radikal dengan bahaya pembajakan kapal.
Halaman Selanjutnya
Sejak ramai perompak Somalia, ada banyak kapal yang mulai melengkapi senjata mereka dan menyewa keamanan swasta. Bahkan, beberapa perusahaan pelayaran menandatangani kontrak dengan geng kriminal bajak laut sehingga memperkuat akar pembajakan Somalia.