Serahkan Bantuan Rp196 Miliar di Grobogan, Ganjar: Tidak Boleh Ada yang Dikorupsi


Merdeka.com – Bantuan keuangan senilai Rp196,7 miliar dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Grobogan dan berbagai kelompok masyarakat untuk sektor ekonomi, sosial, hingga kelautan serta perikanan guna peningkatan kesejahteraan. Ganjar mewanti-wanti agar bantuan tersebut tidak dikorupsi.

Bantuan diserahkan secara simbolis dari Ganjar ke Pemkab Grobogan dan kelompok masyarakat di Taman Hijau Kota, Kelurahan Kalongan, Kecamatan Purwodadi, Grobogan, Kamis (15/6) siang.

Bantuan akan disalurkan melalui 12 dinas dan instansi di bawah Pemprov Jateng. Di antaranya Biro Bangda, Dispermades, Disperakim, Dinas Porapar, Dinas ESDM, Dinas Sosial, Biro Kesra, Dinas LH dan Kehutanan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Disnakeswan, Bank Jateng, hingga Badan Kesbangpol.

Ganjar pun berpesan kepada dinas terkait untuk menyalurkan bantuan ini sebaik-baiknya. Ganjar juga berpesan agar pengawasannya diperketat sehingga tidak ada yang dikorupsi.

“Reguler bantuan yang kita berikan mulai dikerjakan. Maka saya titipkan kepada mereka kualitasnya mesti bagus, ada yang mengawasi, dan tidak boleh ada yang dikorupsi,” kata Ganjar di Grobogan.

Dalam kesempatan tersebut, Ganjar juga mengingatkan Pemkab Grobogan terhadap potensi kekeringan dan krisis pangan. Ganjar meminta semua bergerak melakukan reboisasi dan penanaman agar potensi itu tidak terjadi.

“Siapkan juga cadangan-cadangan pangan kita, agar kemudian kita betul-betul siap melayani masyarakat karena kalau pasokannya berkurang biasanya harganya akan naik, inflasi akan tinggi,” tuturnya.

Di samping itu, Ganjar juga akan menyiapkan skema-skema bantuan untuk mengatasi potensi dari dampak El Nino. Ganjar akan mendorong bantuan ini pada pembahasan APBD perubahan bersama DPRD.

“Saya ingatkan juga termasuk penyakit yang akan muncul termasuk kebakaran hutan. Ini agak complicated maka masing-masing sektor saya mintakan untuk betul-betul semua siaga penuh,” terang Ganjar.

“Bahkan tadi perbankan juga kita mintakan untuk perhatikan para petani karena kemungkinan gagal panen dan sebagainya. Skema kredit yang lebih mudah, yang lebih murah, itu perlu diantisipasi oleh mereka,” sambungnya.

[cob]