MASYARAKAT yang mulai merasakan gejala covid-19 maka dianjurkan untuk dilakukan tes PCR agar bisa dilihat positif covid-19 atau memang gejala pilek biasa.
“Jika positif covid-19 namun tidak ada demam maka bisa istirahat saja karena seperti batuk dan pilek. Tapi kalau ada demam dan batuk berat maka bisa ke puskesmas atau rumah sakit untuk obat antivirus jadi tergantung dokter yang merekomendasikan,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (22/12).
Ia mengatakan jika pasien yang masuk rumah sakit jangan takut karena rumah sakit sekarang sudah memiliki alat kesehatan yang lengkap sehingga semua bisa terpenuhi dan melayani dengan baik.
Baca juga: Dinkes DKI Sebut Covid-19 Varian JN.1 Punya Ciri Khas, Seperti Apa?
Kemudian saat menghadapi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 maka masyarakat untuk waspada menggunakan masker saat di transportasi umum selama perjalanan serta jaga kondisi badan jangan terlalu capek dan tidur yang cukup.
“Kalau lebih nyaman lagi maka sebelum pulang kampung sebelumnya ke puskesmas atau ke pusus mas sama ke rumah sakit vaksinasi dulu, banyak kok, ada 2 jutaan kita punya stok,” ujar dia.
Baca juga: Ini Beda Penanganan Covid-19 pada Masa Pandemi dan Endemi
Saat ini vaksin covid-19 yang tersedia masih ada sekitar 2 juta dosis yang diperkirakan masih cukup untuk 2-6 bulan ke depan dari Indovac dan Inavac.
Diketahui saat ini Indonesia didominasi dengan subvarian JN.1 yang diperkirakan berasal dari Singapura. Subvarian tersebut merupakan turunan dari varian omikron dengan gejala ringan namun akan berbahaya bagi penderita komorbid.
Diperkirakan angka kematian akibat covid-19 sekitar 27 orang dan ternyata banyak terkena komorbid. Kasus baru diketahui ketika pasien ingin diambil tindakan dan dilakukan tes ternyata hasilnya positif. (Iam/Z-7)
MASYARAKAT yang mulai merasakan gejala covid-19 maka dianjurkan untuk dilakukan tes PCR agar bisa dilihat positif covid-19 atau memang gejala pilek biasa.
“Jika positif covid-19 namun tidak ada demam maka bisa istirahat saja karena seperti batuk dan pilek. Tapi kalau ada demam dan batuk berat maka bisa ke puskesmas atau rumah sakit untuk obat antivirus jadi tergantung dokter yang merekomendasikan,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (22/12).
Ia mengatakan jika pasien yang masuk rumah sakit jangan takut karena rumah sakit sekarang sudah memiliki alat kesehatan yang lengkap sehingga semua bisa terpenuhi dan melayani dengan baik.
Baca juga: Dinkes DKI Sebut Covid-19 Varian JN.1 Punya Ciri Khas, Seperti Apa?
Kemudian saat menghadapi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 maka masyarakat untuk waspada menggunakan masker saat di transportasi umum selama perjalanan serta jaga kondisi badan jangan terlalu capek dan tidur yang cukup.
“Kalau lebih nyaman lagi maka sebelum pulang kampung sebelumnya ke puskesmas atau ke pusus mas sama ke rumah sakit vaksinasi dulu, banyak kok, ada 2 jutaan kita punya stok,” ujar dia.
Baca juga: Ini Beda Penanganan Covid-19 pada Masa Pandemi dan Endemi
Saat ini vaksin covid-19 yang tersedia masih ada sekitar 2 juta dosis yang diperkirakan masih cukup untuk 2-6 bulan ke depan dari Indovac dan Inavac.
Diketahui saat ini Indonesia didominasi dengan subvarian JN.1 yang diperkirakan berasal dari Singapura. Subvarian tersebut merupakan turunan dari varian omikron dengan gejala ringan namun akan berbahaya bagi penderita komorbid.
Diperkirakan angka kematian akibat covid-19 sekitar 27 orang dan ternyata banyak terkena komorbid. Kasus baru diketahui ketika pasien ingin diambil tindakan dan dilakukan tes ternyata hasilnya positif. (Iam/Z-7)