Kisah Agen BRILink Pantang Menyerah Gapai Mimpi


Agen BRILink Novi (kiri)(MI/M. Ilham Ramadhan Avisena)

HASIL tidak akan pernah mengkhianati usaha tampak relevan dengan perjalanan Novi untuk bisa mendirikan bisnis sendiri. Sejak 2016 ia menghadapi sejumlah kesulitan dalam mewujudkan mimpinya memiliki aktivitas usaha secara mandiri.

Pada 2016, Novi memulai usaha sebagai penjual gorengan. Perjalanan bisnisnya terbilang singkat karena tak ada perkembangan signifikan dari sisi pendapatan. Padahal waktu itu ia juga tengah mengandung anak.

Dia kemudian beralih, mencoba mengikuti tren kala itu, yakni menjual makanan beku secara eceran. Namun upayanya itu juga tak berbuah manis. Novi kembali gagal, karena pendapatannya tak mampu menutupi pengeluaran usaha yang ia jalankan.

Baca juga : Kiprah Sendi Fardiansyah sebagai Sespri Ibu Negara

Novi bahkan sempat membuka jasa pengetikan. Kali ini usahanya boleh dibilang membuahkan hasil. Jasanya banyak digunakan oleh masyarakat sekitar. Bahkan ia juga melakukan ekspansi saat itu menjadi agen travel.

Namun lagi-lagi ia dihadapkan pada tantangan yang memaksa Novi mengakhiri usahanya tersebut. “Kita sudah coba berbagai macam usaha, gagal, itu sejak 2016, jatuh bangun terus, sampai akhirnya kakak saya minta untuk coba usaha lain, yaitu jadi Agen BRILink,” kata Novi saat ditemui di tokonya, Kamis (21/3).

Di 2018 Novi memutuskan untuk menjalankan toko kelontong. Ia juga direkomendasikan oleh kakaknya agar toko kelontong itu menjadi Agen BRILink. Novi mengaku melihat potensi menjanjikan dari Agen BRILink. Sebab, saat itu di Kelurahan Ragajaya, Bojonggede, Bogor, belum ada mesin ATM.

Baca juga : Berbisnis Coffee Shop, Sendi Fardiansyah Ingin Pimpin Bogor

Keberadaan bank pun boleh dibilang cukup jauh. Padahal masyarakat yang tinggal di wilayah itu relatif banyak. Kealpaan itu disadari Novi menjadi peluang menjanjikan sebagai Agen BRILink. Boleh dibilang, dia merupakan salah satu pionir Agen BRILink di kawasan tersebut.

“Pada 2018 akhir mulai jadi Agen BRILink. Di 2018 itu belum ada ATM. Masih kolot dulu itu di sini. Tapi setiap hari saya selalu lihat orang lalu lalang, banyak, ini strategis waktu itu saya pikir,” tuturnya.

Perjalanannya menjadi Agen BRILink pun tak mudah. Kegagapan teknologi dan kurangnya pemahaman mengenai fasilitas layanan akses keuangan masyarakat sekitar menjadi tantangan baru bagi Novi.

Baca juga : Kementan Soft Launching Unit Bisnis Mahasiswa dan Alumni Polbangtan Bogor

Dia mengaku tak lelah terus menyosialisasikan kepada masyarakat sekitar mengenai Agen BRILink dan pelayanan yang dapat dilakukan. Penjelasan bahwa Agen BRILink merupakan perpanjangan tangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. pun terus ia lakukan untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat.

Kegigihan Novi untuk memulai usaha sendiri tak sia-sia. Perlahan tapi pasti, masyarakat mulai berdatangan melakukan transaksi keuangan di Agen BRILink Toko Novi yang ia miliki.

“Dari 50 transaksi sebulan dulu pertama kali, naik ke 100, 400, 500, sekarang sudah lumayan besar, 5.000 transaksi itu ada. Jadi cukup lumayan,” beber dia.

Baca juga : Andalkan Konsep Trilogy 2.0, Skin+ By Euromedica Buka Cabang ke-34

“Paling banyak di sini adalah penarikan, tarik tunai. Karena mereka gajian langsung ke sini. Bagi mereka lebih nyaman berhubungan dengan Agen BRILink daripada ke ATM,” sambung Novi.

Hilir mudik masyarakat ke Toko Novi juga memberikan dampak terhadap toko kelontong yang Novi kelola. Setidaknya, beberapa nasabah yang melakukan transaksi juga berbelanja di toko kelontongnya. “BRILiink ini jadi pemancing untuk warung saya, karena orang datang bisa lihat barang dagangan saya sekalian jajan. Jadi ini nilai tambahnya,” jelasnya.

Peningkatan taraf ekonomi, imbuh Novi, jelas dirasakan olehnya sejak menjadi Agen BRILink. Namun ia tak berpuas diri. Pasalnya tantangan lain telah menghampiri. Perkembangan teknologi dan banyaknya mesin ATM di wilayah tersebut boleh dibilang jadi kompetitor utama baginya.

Baca juga : Rukita Sukses Melayani Konsumen Lebih dari 1 Juta Malam

“Kenyamanan dan kepercayaan itu jadi keunggulan dari kita sebagai Agen BRILink. Sekarang ini mesin ATM sudah banyak di mana-mana, di depan toko saya ini ada ATM, tapi (masyarakat) masih lebih memilih datang ke sini,” kata Novi.

“Pesaing kita sekarang jadi banyak, tapi itu tidak apa-apa, karena rezeki itu kan sudah ada yang atur. Kenyamanan dan kepercayaan nasabah itu yang kita jaga. Karena nyaman itu akhirnya orang memilih untuk bertransaksi di sini,” tambahnya.

Bagian dari Strategi

Agen BRILink merupakan inovasi yang dilakukan oleh BRI untuk menjangkau seluruh masyarakat, terutama mereka yang kesulitan menjangkau fasilitas perbankan. Inovasi itu diluncurkan oleh perseroan sejak akhir 2014.

Baca juga : Terapkan Prokes Ketat, IUIGA Buka Gerai Ketiga di Sentul

Tak sekadar menjadi perpanjangan tangan pemberian pelayanan fasilitas bank, Agen BRILink juga berperan aktif mendorong peningkatan inklusi dan literasi keuangan di Tanah Air.

Setidaknya, jumlah Agen BRILink saat ini mencapai 740 ribu, tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Perannya kian krusial lantaran sepanjang 2023 nilai transaksi yang terjadi di Agen BRILink mencapai Rp1.400 triliun. Capaian itu pun diapresiasi oleh Presiden Joko Widodo.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, pihaknya akan menjaga dan mendorong aktivitas Agen BRILink di Indonesia. Keberadaan Agen BRILink sekaligus menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam mewujudkan Hybrid Bank.

“Pasti merasa bahwa orang itu sekarang transaksinya digital, tapi sebenarnya transaksi melalui digital payment berupa kombinasi antara digital dan manual yang kita sebut Hybrid Bank itu ada di Agen BRILink masih di gemari masyarakat,” imbuhnya.

“Agen BRILink merupakan salah satu contoh bentuk strategi BRI bertransformasi untuk selalu menerapkan strateginya yg inline dengan concern pembangunan ekonomi nasional yang tidak hanya sekedar tumbuh tapi juga merata,” pungkas Sunarso. (Mir/Z-7)


Posted

in

by