Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Artis hingga Komedian Inggris Minta Pemerintahnya Setop Ekspor Senjata ke Israel

Artis hingga Komedian Inggris Minta Pemerintahnya Setop Ekspor Senjata ke Israel


Kamis, 28 Maret 2024 – 14:25 WIB

London – Selebriti seperti Brian Cox dan Annie Lennox, pada Rabu, 27 Maret 2024, menyerukan agar pemerintah Inggris segera berhenti mengeluarkan izin senjata dan mengekspor senjata ke Israel. Surat terbuka Oxfam kepada Menteri Perdagangan, Kemi Badenoch dan Menteri Luar Negeri, Lord Cameron menyatakan bahwa penghentian senjata adalah satu langkah penting untuk membantu menjamin gencatan senjata yang permanen dan segera bagi seluruh warga Palestina dan Israel.

Baca Juga :

Hizbullah Hujani Israel Puluhan Roket usai 7 Paramedis Lebanon Tewas

Surat tersebut menyoroti, bantuan senjata Inggris yang dijual ke Israel dan berpotensi digunakan untuk melakukan pelanggaran serius terhadap hukum internasional.


VIVA Militer: Tentara Israel menangkap pemuda Palestina

Baca Juga :

Rusia Mengirimkan Lebih dari 29 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Mereka juga mengkritik penjualan senjata Inggris yang berkelanjutan sebagai keterlibatan dalam pembantaian harian warga sipil di Gaza.

“Gencatan senjata yang segera, tanpa syarat dan permanen sangat penting untuk menghentikan kematian dan kehancuran. Mengakhiri penjualan senjata adalah langkah penting menuju hal ini. Gencatan senjata adalah satu-satunya cara yang berarti untuk memberikan bantuan, dan cara paling aman untuk mengeluarkan sandera,” tulis surat terbuka tersebut, dikutip dari The New Arab, Kamis, 28 Maret 2024.

Baca Juga :

Pelapor PBB Ungkap Serangkaian Kejahatan Perang di Gaza yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya

Surat itu juga ditandatangani oleh komedian Aisling Bea dan Nish Kumar serta penyanyi-penulis lagu Paloma Faith.

Bahkan sebelum dan terutama sejak dimulainya perang Israel di Gaza, para aktivis telah menekan Inggris untuk menghentikan penjualan senjatanya ke Israel.

Sejak 7 Oktober, militer Israel telah membunuh lebih dari 32.000 warga sipil Palestina, dan melukai lebih dari 74.000 orang.

Kampanye Melawan Perdagangan Senjata (CAAT) melaporkan bahwa ekspor senjata Inggris ke Israel baru-baru ini mencakup komponen, peralatan, dan teknologi untuk pesawat terbang dan sistem radar.

VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza, Palestina

VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza, Palestina

Selain itu, kampanye tersebut mencatat bahwa perusahaan-perusahaan Inggris memproduksi 15 persen komponen untuk setiap F-35 Israel yang dipekerjakan di Gaza, memberikan kontribusi setidaknya £336 juta atau setara dengan Rp6,7 triliun, kepada industri tersebut sejak tahun 2016.

Kriteria Inggris mengenai ekspor senjata mengharuskan penghentian pengiriman ketika terdapat risiko yang jelas berupa pelanggaran hukum kemanusiaan internasional.

Mereka juga seharusnya mempertimbangkan pembatasan senjata terhadap Israel di tengah kekhawatiran bahwa invasi darat ke Rafah dapat melanggar undang-undang tersebut.

Halaman Selanjutnya

Sejak 7 Oktober, militer Israel telah membunuh lebih dari 32.000 warga sipil Palestina, dan melukai lebih dari 74.000 orang.

Halaman Selanjutnya




Posted

in

by